Kamis, Agustus 21, 2008

MPKMB PATRIOT 45

17, 18, dan 19 Agustus 1945. Tiga hari yang cukup penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Hari-hari itu merupakan hari-hari awal kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini. Hari-hari dimana media massa sibuk menyebarluaskan berita proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia kepada seluruh rakyat Indonesia dan rakyat dunia.

Tak jauh berbeda dengan tahun 1945, tanggal 17, 18, dan 19 Agustus, juga memiliki kenangan tersendiri bagi mahasiswa baru IPB yang baru masuk tahun 2008 ini. Mau tahu kenapa? Baca terus post ini.

Tanggal 17, 18, dan 19 Agustus kemarin merupakan langkah awal kami - aku dan teman-teman angkatan 45 IPB - memulai kehidupan di dunia kampus, lewat acara MPKMB. MPKMB merupakan kependekan dari Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru, ya bisa dibilang ospeknya IPB lah. MPKMB kali mengambil tema "Perkenalan Cinta Pertanian dan Orientasi Angkatan 45", disingkat PATRIOT 45. Hal ini berkenaan karena kami adalah angkatan ke-45 di IPB. Keren yah, bisa pas gitu?

Acara ini berlangsung selama 3 hari, yaitu tanggal 17 (Pra MPKMB), 18 (Hari ke-1), dan 19 (Hari ke-2) Agustus 2008. Seperti layaknya ospek dan MOS, dalam MPKMB kami "dibebankan" berbagai macam SOP (Standar Operasional Prosedur?) dan tugas, seperti potongan rambut 2-3-2 bagi putra (cepak?), pengganti tabir surya berbentuk persamaan kuadrat y=x2 ber-determinan (diskriminan?) positif (maksudnya payung), ikat pinggang berwarna emisivitas 1 (warna hitam), dan lain-lain. Oiya, kalau mau lihat name tag-nya, disebelah kiri ada contohnya. Berbentuk segilima dengan ornamen-ornamen sedemikian rupa. Mau tahu ukurannya? Cukup besar untuk nutup dada, seperti ID BDM-nya MPK Smansa. Oh iya, satu perlengkapan yang haram untuk ditinggalkan adalah... anyaman bambu sebagai mahkota petani Indonesia, yaitu TOPI CAPING. Ternyata, memakai caping enak juga lho.

Dalam mengikuti MPKMB ini, kami dibagi menjadi 25 kelompok, yang disebut Kompi, dimana setiap Kompi mempunyai 5 orang PJK (Penangung Jawab Kompi) dan 3 orang Komdis (Komisi Disiplin, kalau di Smansa Bogor kayak POSKO gitu). Bedanya, kalau di Smansa PJ dan POSKO sama galaknya (tapi lebih galak POSKO sih), kalau di IPB yang galak cuma Komdis. Juga, tiap 5 Kompi tergabung dalam satu Batalyon (Balon). Karena aku ada di Kompi 8, maka aku tergabung dalam Balon 2.

Kesan pertamaku mengenai acara ini? Hmmm, ospek yah, sepertinya bakal "menyenangkan", bahkan mungkin lebih "senang" dibandingkan dengan MOS SMA. Oke, untuk membuktikan anggapanku, mari ikuti ceritanya.


17 Agustus 2008 (Pra MPKMB)
Tepat pada hari kemerdekaan Indonesia, rangkaian acara MPKMB dimulai. Karena kami, yang putra, diwajibkan untuk berkumpul di lapangan asrama pada pukul 05.30, maka seluruh penghuni astra (asrama putra) bangun sepagi-paginya untuk menyelesaikan tugas dan mandi, agar bisa menghindari antrian di kamar mandi. Setelah berkumpul semua, kami digiring (?) ke Lapangan Rektorat untuk mengikuti upacara 17 Agustus. Sayangnya, kami yang putra kurang beruntung, karena berbaris di tempat yang tidak ada naungannya dan menghadap sang Surya langsung. Yah, bisa dibayangkan sendiri lah keadaan kami yang putra pada saat itu.

Sekitar pukul 07.50, upacara dimulai, dengan pembina upacara Rektor IPB,
Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, MSc. Di pengujung acara, dibacakan Keputusan Presiden tentang pegawai IPB yang mendapat penghargaan Satyalancana Karya Satya atas pengabdian 10 tahun, 20 tahun, dan 30 tahun. Dilanjutkan dengan Keputusan Rektor tentang ... (lupa), Pengumuman Mahasiswa Berprestasi, dan juga pemberian selamat kepada pemenang penghargaan. Upacara berakhir sekitar pukul 09.30.

Kemudian acara dilanjutkan dengan sosialisasi makan mi jagung baso. Mi yang ini berbahan baku jagung, bukan gandum seperti yang ada di pasaran. Katanya sih rasanya beda dengan mi gandum, tetapi kalau kataku rasanya seperti mi gandum, hanya agak keras. Oiya, katanya juga acara ini diliput oleh stasiun TV Trans7, tetapi aku juga tidak tahu sih. Acara ini berakhir sekitar pukul 10.45. Setelah itu, kami semua digiring ke Masjid Al Hurriyyah untuk ishoma (istirahat, sholat, makan).

Setelah ishoma, kami digiring ke lapangan Gymnasium untuk mencoba memecahkan rekor MURI, yaitu makan ubi bersama-sama dengan peserta terbanyak. Pada paginya, kami juga mencoba memecahkan rekor sebagai pengumpul kertas bekas terbanyak. Untuk makan ubi, rekor telah dipecahkan, tetapi untuk kertas bekas, katanya dihitung dulu. Ketika makan ubi, beberapa wartawan ikut meliput acara tersebut, tetapi sepertinya hanya media massa saja, tidak ada yang dari stasiun TV. Setelah acara tersebut, rangkaian acara pada hari itupun selesai.


18 Agustus 2008 (Hari ke-1 MPKMB)
Sama seperti hari sebelumnya, sebelum memulai kegiatan, kami, yang putra, dikumpulkan di lapangan asrama, untuk kemudian dimobilisasi (beuh, bahasanya) ke Graha Widya Wisuda (GWW). Pada hari itu, acara terpusat di GWW. Acara di GWW dimulai dengan acara pembukaan acara MPKMB secara resmi oleh Pak Rektor, sekitar pukul 08.00. Kemudian acara dilanjutkan oleh Seminar dengan narasumber Menteri Pertanian Indonesia,
Dr. Ir. Anton Apriyantono, MS. Sekitar 90 menit beliau berbicara tentang pentingnya mengembangkan pertanian Indonesia, yang terdiri dari pertanian darat dan laut, karena hal ini menyangkut hidup matinya bangsa Indonesia.

Setelah seminar dari Pak Menteri selasai, acara dilanjutkan dengan Seminar kedua, kali ini narasumbernya adalah Pak Rektor. Kali ini, Pak Rektor mengenalkan kami dengan serba-serbi dunia kampus IPB. Setelah sekitar 90 menit memberikan penjelasan, Seminarpun selesai, dan kami dimobilisasi ke Al Hurriyyah untuk ishoma.

Setelah ishoma, kami digiring ke GWW (lagi?). Disana telah menunggu acara selanjutnya, yaitu Seminar ketiga, yang kali ini menghadirkan mahasiswa berprestasi IPB dan mahasiswa IPB yang telah sukses berwirausaha. Setelah sekitar 1 jam 15 menit berlalu, selesailah Seminar ketiga. Dan rangkaian acara tanggal 18 ini diakhiri dengan acara perang yel-yel antar Balon.


19 Agustus 2008 (Hari ke-2 MPKMB) Hari kedua ini tak jauh berbeda dengan dua hari sebelumnya, hanya di hari kedua ini kami disuruh memakai setelan olahraga. Perjalanan kami hari ini dimulai dari asrama masing-masing (ya iyalah, masa' dari kosan?) menuju ke pelataran Gymnasium. Disana kami disuruh mengumpulkan tugas yang telah ditugaskan sebelumnya, yaitu buku tugas dengan berbagai tugasnya, artikel berita, dan opini tentang Tujuh Gugatan Rakyat (TUGU Rakyat) poin ketahanan pangan (4 dan 5). Setelah beberapa saat, kami digiring menuju lapangan Gymnasium untuk melakukan olahraga, yaitu senam. Setelah sejam bersenang-senang dengan senam, selanjutnya kami digiring menuju GWW.

Rangkaian acara di GWW diawali dengan Demonstrasi dari berbagai UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa, kayak Ekskul lah) yang ada di IPB. Kemudian, sekitar pukul 10.30, ada Seminar dari Ketua DPM-TPB (Dewan Perwakilan Mahasiswa-Tingkat Persiapan Bersama) dan Presma (Presiden Mahasiswa), yang menyita waktu kami (?) sekitar satu jam.

Setelah itu, tibalah saatnya sang Guest Star (?) memberikan wejangannya, yaitu Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia Adyaksa Dault. Dalam wejangannya, Pak Menteri berpesan agar angkatan 45 dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat, setidaknya bagi IPB. Pak Menteri juga berpesan agar kami menjadi negarawan, bukan politikus, karena negarawan adalah seseorang yang menjadikan dirinya sebagai pelayan bagi bangsa dan negaranya, sedangkan politikus adalah seseorang yang menjadikan bangsa dan negaranya sebagai pelayannya. Acara yang sangat meriah ini berlangsung sekitar 75 menit. Setelah itu, kami dimobilisasi ke Al Hurriyyah untuk ishoma.

Setelah ishoma, akhirnya kami tiba pada sajian terakhir dari rangkaian acara MPKMB, yaitu simulasi aksi (demo). Dimulai dari pelataran GOR lama, acara yang berlangsung sejak pukul 14.30 ini berujung (?) di lapangan Gymnasium, yang diasumsikan gedung DPR-RI. Acara in bertujuan untuk mengenalkan para mahasiswa baru kepada aksi demonstrasi, yang biasanya dilakukan oleh para mahasiswa (kayaknya sih...). Dalam acara ini, para partisipan terbagi menjadi beberapa kelompok, diantaranya orator, bunker (tameng depan), dan border (pagar pembatas). Setelah melalui beberapa kejadian yang seru, menyebalkan, dll, akhirnya kami berhasil menerobos barikade "polisi" dan masuk ke area "gedung DPR-RI". Dan, sudah bisa ditebak, semuanya bahagia.

Oke, mungkin simulasi aksi bukan sajian terakhir MPKMB, karena masih ada sesi renungan yang, ya biasalah, membuat orang-orang menitikkan air mata. Acara renungan ini berlangsung sekitar 30 menit. Setelah acara renungan, dilanjutkan dengan Award buku tugas terbaik, yel-yel terbaik, dan Kompi terbaik. Setelah itu, rangkaian acara MPKMB ditutup oleh Wakil Rektor. Dan semua peserta dimobilisasi kembali ke asrama masing-masing.

Secara keseluruhan, aku berpendapat bahwa acara MPKMB ini memang acara bersenang-senang, bukan "bersenang-senang", walaupun ketika mobilisasi kami disuruh lari-berhenti-lari-berhenti, yang membuat capek. Yah, mungkin sekian ulasan rangkaian acara MPKMB dariku. Kalau ada yang kurang, terlewat, atau mungkin salah mengenai post ini, beritahu lewat komentar ya.

Oh iya, ternyata MPKMB PATRIOT 45 ini punya theme song lho. Mau tahu? Klik aja disini.

Terakhir, ketika aku buka website IPB, ternyata rekor MURI tentang pengumpulan kertas bekas terbanyak juga telah terpecahkan. Ingin tahu beritanya? Lewat sini.

3 komentar:

  1. sama, gue ada komdisnya juga... tapi gue lebih respek sama komdis fh daripada posko smansa.. mereka lebih... gimanaa gitu...

    astaga isnan... gajebo bener sih? benern tuh diskriminan dan emisivitas? ck ck ck... gue aja gak segitunya tuh, gak disuruh bawa "barang pengganti tempat minum yang pernah dilarang dalam KUHP pasal 187 jo Staatsblad 1922"

    semoga kita semua cinta sama almamater kta yah!

    BalasHapus
  2. aku mah gak ikut ospek.
    nih lihat laporannya.

    BalasHapus
  3. Mengingatkan gue pada masa itu...

    BalasHapus