Senin, Juli 05, 2010

Ngebolang The Trilogy [Part 2]

Ngebolang Part 2: Jakarta

// Sambungan dari Ngebolang Part 1: Botani Square

Kisah ngebolang di hari Jum'at, 2 Juli 2010, ini bermula dari sebuah SMS jarkom (jejaring komunikasi?) yang agak "aneh" dari sang Komti Ilkom 45. Isinya (dimodif dari SMS yang asli):
"Yang mau ikut ke PRJ Sabtu, 020710 kumpul di BNI Center abis Sholat Jum'at"

Langsung timbul pertanyaan di benak saya:
- Hah? Sabtu kok tanggal 2 Juli?
- BNI Center? Belah mana tuh?
- Kumpulnya Sabtu, setelah Jum'atan?


Singkat cerita, ketemulah tempat ngumpul yang sebenarnya, yaitu depan BNI. Waktu saya sampai di TKP, pada jam 1 siang, sudah datang empat orang. Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya terkumpullah sembilan orang, dan kemudian langsung berangkat menuju Stasiun Bogor. Karena saya menggunakan motor, maka saya mendahului yang lain dan tiba di stasiun lebih awal. Setelah konfirmasi ke rombongan berangkot (baca: orang-orang yang naik angkot), diketahui ada seorang teman yang sudah menunggu di stasiun. Akan tetapi, sampai rombongan tiba di stasiun, saya belum bertemu dengan si teman yang satu itu. Ternyata, dia berada di sisi stasiun dekat Jalan Mayor Oking, sementara kami berada di sisi dekat Jalan Nyi Raja Permas. Konon, karena menunggu si teman yang satu ini, kami jadi terlambat untuk naik kereta Pakuan Ekspres yang berangkat jam 2. Walhasil, kami menunggu kereta Pakuan Ekspres berikutnya, yang berangkat jam 3.

Awalnya, kami berencana akan naik kereta sampai Stasiun Kota, kemudian dilanjutkan dengan naik mikrolet menuju ke PRJ. Sambil menunggu kereta, teman lain yang juga akan ke PRJ dari Jakarta menyarankan agar kami berkereta sampai Stasiun Gambir saja, karena dari Monas ada bis yang akan mengantarkan menuju PRJ dan, yang paling penting, tidak dipungut biaya alias GRATIS. Akhirnya, dipilihlah pilihan kedua.

Sebenarnya, ada seorang teman lagi yang berjanjian bertemu di stasiun tempat kami turun dari kereta. Akan tetapi, karena terjadi miskomunikasi antara kami dengan teman tersebut, dia jadi turun di stasiun yang salah. Mau tak mau kami harus menunggu teman tersebut di Gambir. Sembari menunggu teman tersebut, beberapa orang dari kami berangkat menuju tempat pemberangkatan bis-gratis-menuju-PRJ, karena menurut info dari teman yang lain, untuk dapat menaiki bis tersebut diperlukan semacam tiket khusus.

Sekitar jam 5, bis-gratis-menuju-PRJ datang. Bagi calon penumpang yang sudah memegang tiket, dapat langsung mengantri untuk naik bis. Bagi calon penumpang yang belum mendapatkan tiket, dapat mengantri untuk mendapatkan tiket. Kamipun "meminta" sebelas tiket. Tak lama kemudian, rombongan-yang-menanti-teman-yang-salah-turun tiba di tempat pemberangkatan bis. Sambil menunggu bis, kami membahas perjalanan kami sejak dari Bogor hingga sampai ke tempat tersebut. Sempat dalam percakapan tersebut, kami saling menyalahkan satu sama lain, bahkan sempat menyalahkan teman yang menyumbangkan saran dan sedang tidak bersama kami, karena saran teman tersebut membuat perjalanan kami dirasa menjadi tidak efektif. Akhirnya, adzan Maghribpun berkumandang.

Setelah menunaikan shalat Maghrib, bis-gratis-menuju-PRJ datang lagi. Kami bersepuluh langsung bergegas kembali menuju tempat pemberangkatan. Ups, sepuluh orang? Ya, karena ternyata teman kami yang satu belum sempat menunaikan shalat. Karena tak ingin berpisah *deuh, bahasanya*, sang supir bis dan kondekturnya diminta untuk menunggu teman kami yang sedang shalat itu. Sempat terjadi "ketegangan" di dalam diri kami, bertanya-tanya apakah teman kami tersebut dapat berangkat bersama kami. Akhirnya, sang teman bisa berangkat bersama.

Perjalanan menuju PRJ menggunakan bis tersebut memakan waktu sekitar 35 menit. Kami sampai di PRJ sekitar jam 7 malam. Setelah membeli tiket, kami memulai petualangan di PRJ. Sedikit berkeliling, kami memutuskan untuk makan malam terlebih dahulu. Ketika sedang makan, kami bertemu dengan teman yang sebelumnya memberikan info tentang perjalanan ke PRJ. Setelah makan, kami berpencar untuk mengelilingi PRJ. Rombongan saya pergi menuju pameran komputer, sementara yang lain pergi menuju pameran yang lain. Sampai di pameran komputer, tampak pemandangan seperti yang terdapat pada acara Indocomtech dan yang semacamnya. Ada stand vendor komputer, laptop, toko asal Mangga Dua, dan lain-lain.

Setelah puas berkeliling, melihat-lihat, dan tentunya berbelanja, kamipun pulang. Ternyata tak semua dari anggota rombongan pulang ke Bogor. Ada juga yang pulang ke rumahnya yang ada di Jakarta. Akhirnya hanya sebelas orang yang pulang ke Bogor. Kami bersebelas tidak naik bis gratis dengan alasan waktu tunggu yang cukup lama. Sebagai gantinya, kami naik taksi menuju Stasiun Kota, untuk mengejar kereta terakhir menuju Bogor. Kami menyewa dua taksi. Karena kami bersebelas, maka ada taksi yang berisi lima orang dan enam orang (supir tidak dihitung).

Kami sampai di Stasiun Kota sekitar jam 10, sementara kereta ekonomi AC terakhir menuju Bogor berangkat jam setengah 11. Sambil menunggu, beberapa dari kami menumpang untuk menonton pertandingan Piala Dunia antara Belanda dan Brazil, yang akhirnya dimenangkan oleh Belanda, di pos satpam. Lalu, kereta yang dimaksud pun datang. Ternyata, masih banyak penumpang yang naik ke kereta tersebut. Apa karena itu adalah kereta terakhir ya?

Perjalanan dari Kota menuju Bogor memakan waktu sekitar satu setengah jam. Ketika sampai di Bogor, jam di HP menunjukkan jam dua belas lebih lima. Kamipun berpisah untuk pulang menuju tempat masing-masing. Sampai di rumah, aku tak langsung tidur, karena harus mempersiapkan segala sesuatu menjelang ngebolang jilid tiga, di sekitar kampus IPB. Setelah semuanya beres, barulah aku beristirahat.

// Berikutnya -> Ngebolang Part 3: "Hutan" IPB

Ngebolang The Trilogy [Part 1]

Jangan kaget bila Anda melihat judul posting kali ini, yang mungkin Anda rasa agak "aneh".

Ya, judul posting kali ini memang agak aneh sekali, karena yang mem-post juga orang aneh, jadi harap maklum.
*apaansih?*

Kali ini saya ingin berbagi cerita tentang apa yang terjadi dengan saya dan teman-teman dalam kurun waktu tiga hari, terhitung sejak tanggal 1 sampai 3 Juli 2010. Yah, sebut saja ini adalah cara saya mengisi liburan kuliah reguler... :)
Berhubung ceritanya agak panjang *halah*, maka saya membaginya menjadi tiga bagian, dan ini adalah bagian pertamanya.

Oke, here we go.


==================================

Ngebolang Part 1: Botani Square

Kisah ngebolang pertama ini bermula dari ajakan seorang teman TPB untuk kumpul lagi. Maklum, sudah agak lama kami - saya dan yang lain - tidak "bermain" bersama, dikarenakan perbedaan jarak dan waktu Departemen dan kesibukan. Acara kumpul-lagi ini berupa nonton bareng film layar lebar di salah satu bioskop ternama di Bogor, sebut saja Botani Square XXI *halah*.

Awalnya, kami akan menonton film Toy Story 3D, yang diputar pada jam 7 malam. Mengapa malam? Karena ada beberapa orang dari kami (termasuk saya) yang mengambil mata kuliah SP, dan ada yang dapat jadwal praktikum jam 3 sore. Jadi, jika ingin menonton di bioskop bareng-bareng, mau tak mau kami harus memilih sesi malam.

Singkat cerita, tibalah hari Kamis. Ternyata, dari sepuluh sembilan orang yang disurvei diajak, hanya empat yang menyatakan bisa ikutan. Walhasil hanya lima orang yang pergi. Karena saya iseng ngajak adik untuk ikutan nonton juga, jadinya yang berangkat ada enam orang. Mengenai pemberangkatan ke TKP, terdapat beberapa perbedaan. Saya yang kebagian praktikum MK SP jam 1, dengan beberapa alasan, memilih untuk pulang terlebih dahulu sebelum berangkat ke Botani Square. Seorang lagi berangkat dari Ekalokasari Plaza. Sementara itu, yang lain berangkat dari kampus setelah selesai praktikum.

Saya berangkat bareng adik habis Maghrib, begitu juga dengan teman yang satu itu *yang mana?*, sementara yang lain sudah berangkat sejak jam setengah enam. Ketika saya sudah sampai setengah perjalanan, tiba-tiba teman yang berangkat dari kampus nge-SMS, bertanya apakah ada sesi pemutaran selain jam 7, karena mereka masih berada di Laladon, sementara waktu itu sudah jam setengah tujuh. Menurut info adik, ada pemutaran jam 9. Walhasil, untuk sementara, sesi itulah yang dipilih.

Setelah sampai di TKP, bertemu teman yang satu itu *haduhaduh...*, dan berdiskusi mengenai film yang akan ditonton, akhirnya kami berganti haluan. Tidak jadi menonton Toy Story 3D, dan menonton Tanah Air Beta. Pertimbangannya, film tersebut diputar lebih awal daripada Toy Story 3D untuk waktu pemutaran sekitar jam 9.

Singkat cerita, tibalah waktu pemutaran film tersebut. Film yang berdurasi sekitar satu setengah jam ini *beneran loh, soalnya ane itung durasinya... :p* berlatar cerita keadaan Timor Timur beberapa waktu setelah terjadi jajak pendapat di tahun 1999, yang menyebabkan berpisahnya Timor Timur berpisah dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Diceritakan banyak keluarga yang menjadi terpisah hidupnya, kehilangan anggota keluarga yang lain.

Selesai pemutaran film, kami keluar dari bioskop. Pemandangan yang tak biasa kami dapati. Keadaan Botani Square sudah tak seperti satu setengah jam yang lalu. Keadaannya sudah sepi. Sudah banyak toko yang tutup, banyak orang yang meninggalkan Botani Square *baca: pulang*, dan lain sebagainya. Karena tak ada yang akan dikerjakan bersama lagi, maka kami pulang ke tempat masing-masing.


// Berikutnya-> Ngebolang Part 2: Jakarta

Kamis, Juni 10, 2010

Sebuah "Bis Patas" Bernama Semester Pendek



Misalkan pada suatu hari Anda akan menuju ke suatu tempat menggunakan kendaraan bis. Setelah Anda telusuri, ternyata ada dua pilihan: bis ekonomi dan bis patas (cepat dan terbatas). Seperti biasa, bis patas akan membawa Anda menuju ke tempat tujuan Anda dengan lebih cepat, sementara bis ekonomi akan membawa Anda sampai ke tempat tujuan dengan waktu tempuh yang lebih lama dibandingkan bis patas. Akan tetapi, di sisi lain, bis ekonomi membutuhkan biaya yang lebih murah jika dibandingkan dengan bis patas, selain itu Anda juga akan lebih menikmati perjalanan Anda.

Kurang lebih itulah keadaan yang sedang bakal terjadi di kampus kami, khususnya Ilkom 45.

Belum lagi ujian akhir semester genap tahun 2009/2010 selesai, beberapa mahasiswa di kampusku sudah disibukkan dengan pendaftaran SP. Apa itu SP?

SP, atau semester pendek, atau yang dalam istilah kerennya adalah kuliah alih tahun, adalah salah satu kebijakan dari IPB yang membolehkan mahasiswa untuk mengambil beberapa matakuliah tidak pada waktu yang semestinya *maksudnya?*. Mengutip dari sini, "Perkuliahan alih semester adalah perkuliahan yang dilaksanakan di antara dua semester". Jadi, waktu libur yang seharusnya bisa dimanfaatkan mahasiswa untuk liburan malah dipakai untuk kuliah. Biasanya kuliah alih semester ini diselenggarakan pada akhir tahun akademik lama dan awal tahun akademik baru, tepatnya sekitar bulan Juli-Agustus, dan (mungkin) perkuliahannya dilaksanakan hampir setiap hari. Ya, kira-kira sama seperti matrikulasi untuk TPB lah...

Nah, untuk kuliah alih tahun kali ini, Departemen Ilmu Komputer IPB memfasilitasi mahasiswanya yang ingin mengambil mata kuliah berikut:


Bagi kami mahasiswa Ilkom angkatan 45, yang sekarang "hampir lulus" dari semester 4, mengambil SP pada MK semester 5 cukup menggiurkan, walaupun ada beberapa teman yang masih mengambil SP Matematika Diskret dan Aljabar Linear. Walaupun sebelumnya kami belum mengambil MK tersebut, hal itu bukanlah menjadi halangan. Kata beberapa teman ane, dengan mengambil SP untuk MK semester 5 berarti bakal mengurangi beban mereka pada semester 5 besok. Daripada mengambil MK tersebut saat semester regular, mending saat SP saja diambilnya, lumayan buat mengurangi beban kuliah, kata mereka. Benarkah begitu adanya?

Satu hal yang pasti, dengan mengikuti kuliah alih tahun berarti Anda membayar lebih untuk suatu MK tertentu jika dibandingkan dengan kuliah pada semester regular, kecuali mungkin untuk para mahasiswa penyusup :). Hal ini telah ane konfirmasi ke TU Ilkom, di tengah kebingungan ane ketika akan memutuskan ikut SP atau tidak. Kata orang TU, biasanya tarif SP akan lebih mahal daripada tarif kuliah regular, walaupun belum dapat dipastikan berapa persen kenaikannya *tarif? emangnya bis?*.

Berikutnya, seperti yang terjadi pada matrikulasi TPB, materi pada kuliah SP bersifat padat dan terkesan dipadatkan *maksudnya?*. Jadi, bahan kuliah yang sedianya diberikan selama satu semester akan diberikan kepada Anda hanya dalam waktu sekitar dua bulan. Mengenai jadwal perkuliahannya, jika memang benar sama dengan matrikulasi, maka perkuliahan kemungkinan besar akan dilaksanakan setiap hari, di waktu libur kuliah regular Anda.

Terakhir, jika Anda gagal a.k.a. tidak lulus pada kuliah SP, mau tak mau Anda perlu mengambil ulang MK tersebut saat semester regular, atau menunggu SP tahun depan. Hal itu secara tidak langsung berarti menambah pengeluaran Anda... :)

Akan tetapi, hal terakhir dapat dihindari jika Anda dapat menyelesaikan MK tersebut dengan hasil akhir huruf A atau B. Dengan demikian, Anda dapat melanjutkan mengambil MK lain dengan aman tenteram sejahtera... :)

Jika boleh dianalogikan, mungkin kasus ini dapat dianalogikan dengan kisah tentang bis di atas. Semester pendek dengan bis patas, dan semester regular dengan bis ekonomi. Semester pendek, dengan fitur cepat selesainya, dibandingkan dengan semester regular, dengan fitur murahnya.

Jadi, pilih bis patas atau bis ekonomi?

// Gambar bis di atas diambil dari sini.

Kamis, Juni 03, 2010

Proyek Basdat: Sebuah Awal

Masih ingat dengan tulisan ini?

Di tulisan tersebut, dituliskan bebrapa atribut mengenai proyek, seperti tugas menumpuk, kerja tim, deadline, dll.
*Asal kopas*

Melanjutkan dari tulisan sebelumnya, pada tulisan kali ini juga akan membahas mengenai proyek yang baru saja berlalu, Proyek Basis Data. Dalam tulisan ini, akan diceritakan kelanjutan dari cerita sebelumnya.

OK, here we go...

Kisah ini dimulai dari tanggal 18 Mei 2010. Kami yang sebelumnya diberitahu bahwa akan ada presentasi progress report pada tanggal tersebut, dengan semangat 45 *lebaynya*, menyelesaikan proyek aplikasi tersebut, yang waktu itu masih memiliki beberapa bug (walaupun minor bugs).
Dan, pada tanggal tersebut, tepatnya pada waktu praktikum, terjadilah presentasi tersebut. Kelompok ane yang maju pada giliran kesekian cukup menyita perhatian (maksudnya?!).

Setelah presentasi tersebut, sang asisten praktikum (asprak) mengumumkan bahwa pada minggu berikutnya, 25 Mei 2010, sesuai dengan instruksi dosen yang bersangkutan, proyek-proyek tersebut bakal dikumpulkan. Tentunya dengan beberapa kelengkapan proyek yang diwajibkan ada.
Kembali, di sepekan berikutnya kelompok ane, juga kelompok lain, berjibaku dengan bug pada aplikasi, laporan proyek, dll.

Saat tiba H-1 pengumpulan, tiba-tiba datang sebuah "jarkom" (baca: pemberitahuan), bahwa proyek dikumpulkan pada hari H, dan presentasi dilakukan pada minggu berikutnya. Yah, pemberitahuan ini sedikit banyak membuat kami agak "gimana gitu". Tapi, yasudahlah. Apa boleh buat...
*Lumayan, masih ada waktu seminggu buat persiapan... :)*

Seminggu berselang, akhirnya waktu untuk presentasi benar-benar tiba. Dengan urutan tampill seperti dua minggu sebelumnya, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka, berupa produk aplikasi basis data. Sedianya, presentasi ini dihadiri oleh dosen yang bersangkutan. Akan tetapi, karena sang dosen sedang rapat pada waktu pelaksanaan presentasi, walhasil acara itu hanya dihadiri oleh asprak dan para praktikan.
Secara keseluruhan, para praktikan telah menampilkan yang terbaik.

Dengan digelarnya presentasi tersebut, berakhir pula kerja tim proyek Basdat ane. Akan tetapi, seperti yang ane tulis di judul -- Sebuah Awal --, pada semester-semester berikutnya bakal ada beberapa proyek mata kuliah lainnya, yang tentunya wajib dikerjakan oleh semua mahasiswa Ilkom.

Selamat berjumpa di proyek kuliah berikutnya...