Awal pekan ini, tersiar kabar mengenai seorang copywriter asal Indonesia yang tewas karena bekerja tanpa henti. Entah ada hubungannya dengan berita tadi atau tidak, siang kemarin seorang teman membagikan gambar ini. Nice share anyway, thanks for the pic.
"Always Leave Office On Time".
*Gambar diambil dari sini.
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Selasa, Desember 17, 2013
Kamis, April 15, 2010
Tipe Orang "Menurut Hukum Islam"
Sebenernya udah lama mau nulis ini (padahal mah baru dua minggu), tapi karena ada beberapa kegiatan yang bersifat penting dann tidak dapat ditinggalkan (sebut saja UTS), makanya baru ketulis sekarang.
Seperti kita tahu, dalam agama Islam terdapat lima macam hukum dari suatu perkara: Wajib, Sunnah, Mubah, Makruh, Haram. Disini tidak akan dibahas lebih mendalam mengenai deskripsi dari masing-masing hukum. Kalau Anda ingin tahun lebih dalam, silakan buka halaman ini.
Nah, suatu hari ane pernah dengar sebuah ceramah di suatu forum mengenai hal itu, tapi lupa di forum apa dan kapan. Bukan mengenai hukum Islamnya, tetapi penggolongan manusia jika dilihat berdasarkan kelima hukum tersebut. Tanpa berlama-lama lagi, mari kita lanjutkan.
(Disclaimer: Posting ini murni hasil flashback ingatan ane tentang materi waktu itu. Jika ditemui beberapa kesalahan, mohon maklum. Juga, jangan berhenti sampai di tulisan ini. Jika Anda menemukan tulisan lain tentang hal ini yang lebih "valid", mohon dishare ke ane ya... ^^)
1. Tipe orang "Wajib"
Tipe orang ini adalah tipe yang dicari oleh banyak orang. Kalau bahasa sononya, "most wanted". Kehadiran orang-orang bertipe ini sangat dinantikan oleh orang-orang di sekitarnya, karena kedatangannya membawa manfaat bagi orang-orang tersebut. Sebaliknya, kepergiannya sangat disayangkan, menyisakan kesedihan bagi orang-orang tersebut (_LebayMode:On_).
2. Tipe orang "Sunnah"
Tipe orang yang satu ini, sedikit di bawah tipe "Wajib". Kedatangan orang bertipe ini memang diharapkan oleh orang-orang di sekitarnya, bahkan memberikan manfaat. Bedanya dengan yang tadi, perginya orang bertipe ini tidak mendapat perhatian dari orang-orang disekitarnya. Istilahnya, "pergi mah pergi aja, sok dah" (aduh, logat Sundanya keluar...).
3. Tipe orang "Mubah"
Mungkin bisa dibilang, seperti perkara-perkara muamalah (hubungan kemasyarakatan), inilah hukum default-nya setiap orang. Hadir tidaknya orang-orang bertipe ini pada suatu forum tak menghadirkan perubahan yang berarti kepada forum tersebut.
4. Tipe orang "Makruh"
Jika orang dengan tipe "Makruh" datang ke suatu forum, mungkin tidak akan terjadi apa-apa, atau tidak akan muncul perubahan yang berarti pada forum tersebut. Tetapi akan lebih baik jika orang itu tidak datang.
5. Tipe orang "Haram"
Nah, berkebalikan dengan tipe orang "Wajib", tipe orang ini sangat tidak diinginkan kehadirannya, karena mungkin jika dia hadir hanya akan membawa mudharat (keburukan) saja. Ketidakhadiran, atau kepergian, orang bertipe ini adalah hal yang sangat didambakan oleh setiap orang yang berada disekitarnya.
Sedikit mengutip ayat Al-Qur'an:
"...Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu..." [Q.S. Al Hujuraat: 13]
Nah, tipe orang yang manakah Anda?
Mungkin segitu saja posting kali ini dari ane. Semoga bermanfaat.
Seperti kita tahu, dalam agama Islam terdapat lima macam hukum dari suatu perkara: Wajib, Sunnah, Mubah, Makruh, Haram. Disini tidak akan dibahas lebih mendalam mengenai deskripsi dari masing-masing hukum. Kalau Anda ingin tahun lebih dalam, silakan buka halaman ini.
Nah, suatu hari ane pernah dengar sebuah ceramah di suatu forum mengenai hal itu, tapi lupa di forum apa dan kapan. Bukan mengenai hukum Islamnya, tetapi penggolongan manusia jika dilihat berdasarkan kelima hukum tersebut. Tanpa berlama-lama lagi, mari kita lanjutkan.
(Disclaimer: Posting ini murni hasil flashback ingatan ane tentang materi waktu itu. Jika ditemui beberapa kesalahan, mohon maklum. Juga, jangan berhenti sampai di tulisan ini. Jika Anda menemukan tulisan lain tentang hal ini yang lebih "valid", mohon dishare ke ane ya... ^^)
1. Tipe orang "Wajib"
Tipe orang ini adalah tipe yang dicari oleh banyak orang. Kalau bahasa sononya, "most wanted". Kehadiran orang-orang bertipe ini sangat dinantikan oleh orang-orang di sekitarnya, karena kedatangannya membawa manfaat bagi orang-orang tersebut. Sebaliknya, kepergiannya sangat disayangkan, menyisakan kesedihan bagi orang-orang tersebut (_LebayMode:On_).
2. Tipe orang "Sunnah"
Tipe orang yang satu ini, sedikit di bawah tipe "Wajib". Kedatangan orang bertipe ini memang diharapkan oleh orang-orang di sekitarnya, bahkan memberikan manfaat. Bedanya dengan yang tadi, perginya orang bertipe ini tidak mendapat perhatian dari orang-orang disekitarnya. Istilahnya, "pergi mah pergi aja, sok dah" (
3. Tipe orang "Mubah"
Mungkin bisa dibilang, seperti perkara-perkara muamalah (hubungan kemasyarakatan), inilah hukum default-nya setiap orang. Hadir tidaknya orang-orang bertipe ini pada suatu forum tak menghadirkan perubahan yang berarti kepada forum tersebut.
4. Tipe orang "Makruh"
Jika orang dengan tipe "Makruh" datang ke suatu forum, mungkin tidak akan terjadi apa-apa, atau tidak akan muncul perubahan yang berarti pada forum tersebut. Tetapi akan lebih baik jika orang itu tidak datang.
5. Tipe orang "Haram"
Nah, berkebalikan dengan tipe orang "Wajib", tipe orang ini sangat tidak diinginkan kehadirannya, karena mungkin jika dia hadir hanya akan membawa mudharat (keburukan) saja. Ketidakhadiran, atau kepergian, orang bertipe ini adalah hal yang sangat didambakan oleh setiap orang yang berada disekitarnya.
Sedikit mengutip ayat Al-Qur'an:
"...Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu..." [Q.S. Al Hujuraat: 13]
Nah, tipe orang yang manakah Anda?
Mungkin segitu saja posting kali ini dari ane. Semoga bermanfaat.
Jumat, Desember 11, 2009
Bertameng Insya Allah
Nasrudin membeli kain dan ingin membuat baju. Maka, dia mendatangi tukang jahit yang cukup terkenal di daerahnya.
“Kapan selesai?”
“Insya Allah, seminggu lagi, ya,” jawab tukang jahit.
Seminggu kemudian, Nasrudin datang lagi. Ternyata, kainnya belum jadi apa-apa, bahkan dipotong pun belum.
“Insya Allah, tiga hari lagi, Nas,” kata tukang jahit berusaha meyakinkan Nasrudin.
Meski kecewa, Nasrudin menerima juga. Tepat tiga hari kemudian, didatanginya lagi tukang jahit itu. Ternyata, baju yang ia pesan belum juga jadi.
“Kembalilah dua hari lagi, insya Allah, baju Tuan selesai digarap.”
“Memangnya, pasnya berapa sih kalau Allah nggak ikut campur?” kata Nasrudin jengkel.
“Insya Allah” bagi muslim sejati adalah kesungguhan hati untuk menepati janji. Tetapi, rupanya sekarang insya Allah sudah “bermetamorfosis”. Kalau dulu “insya Allah” adalah tanda kesungguhan, maka sekarang adalah tanda ketidaksungguhan.
“Insya Allah” di zaman ini sudah sangat lekat di lidah kita, tetapi tidak di hati kita. Secara tidak sadar, kita menggunakannya sebagi penutup kemunafikan. Wah, payah bukan?
// Sebuah renungan untuk kita semua.....
Sumber:
Mustamir. 2008. Kaya tapi Miskin. Yogyakarta: DIVA Press.
Mustamir. 2008. Kaya tapi Miskin. Yogyakarta: DIVA Press.
Selasa, Agustus 05, 2008
1.001 Kunci Sukses
Kehidupan selalu berputar. Bagi orang-orang yang mampu mengikuti "perputaran", hidupnya akan terasa lebih indah. Dijamin! Nah, agar kita bisa sukses mengikuti "perputaran", ikutilah 1.001 kunci sukses ini.
Kunci sukses pertama yang akan dibahas adalah, bertindaklah! Lalu, kunci sukses kedua, bertindaklah! Kunci sukses yang ke-100, bertindaklah! Begitu juga kunci sukses ke-1.000, bertindaklah! Dan, kunci sukses ke-1.001, bertindaklah!!!! Tidak banyak memang, kalau kita betul-betul ingin sukses, kuncinya dari pertama sampai ke seribu satu adalah bertindaklah!!!
Kesuksesan akan dicapai ketika kita mau bertindak. Hasil yang akan kita peroleh, itu bukan parameter keberhasilan kita dalam bertindak. Hasil yang kita capai hanyalah satu akibat dari tindakan yang telah kita lakukan. Jadi, yang menentukan keberhasilan atau kegagalan adalah proses, bukan hasil yang kita capai.
Siti Asiah r.a. yang berusaha mengajak suaminya, Fir'aun, untuk kembali ke jalan Allah, toh tidak berhasil. Sampai meninggal, Fir'aun tetap tidak mau mengakui Allah, ia terus mengikuti nafsunya mengaku sebagai Tuhan. Kalau kita menilai sebuah kesuksesan itu dari hasil, kita akan mengatakan usaha Siti Asiah itu gagal. Tetapi, kita lihat sendiri Siti Asiah tidak gagal. Beliau sudah bertindak menjalani proses dengan benar.
Lalu, di mana letak kegagalannya? Tidak ada. Allah telah menentukan takdir lain untuk Fir'aun. Dan yang menarik, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa salah satu dari tiga wanita yang dikaguminya, adalah Siti Asiah, istri Fir'aun, di samping Siti Khadijah dan Siti Fatimah.
Ingin menikah, bertindaklah menikah. Ingin bisnis, bertindaklah bisnis. Ingin merantau, bertindaklah merantau. Ingin bepergian, bertindaklah pergi. Ingin apapun, bertindaklah! Oleh karena itu, lakukan yang kita anggap benar. Sebab, bagaimanapun kita akan tetap dikritik orang. Selama tidak melanggar agama, bertindaklah! Maka, hidup kita pun bisa lebih indah lagi.
Jadi, kunci sukses kita adalah bertindaklah! Bertindaklah! Dan, bertindaklah! Setuju?
*Dikutip dari Hidup Untuk Hidup, Masrukhul Amri
Kunci sukses pertama yang akan dibahas adalah, bertindaklah! Lalu, kunci sukses kedua, bertindaklah! Kunci sukses yang ke-100, bertindaklah! Begitu juga kunci sukses ke-1.000, bertindaklah! Dan, kunci sukses ke-1.001, bertindaklah!!!! Tidak banyak memang, kalau kita betul-betul ingin sukses, kuncinya dari pertama sampai ke seribu satu adalah bertindaklah!!!
Kesuksesan akan dicapai ketika kita mau bertindak. Hasil yang akan kita peroleh, itu bukan parameter keberhasilan kita dalam bertindak. Hasil yang kita capai hanyalah satu akibat dari tindakan yang telah kita lakukan. Jadi, yang menentukan keberhasilan atau kegagalan adalah proses, bukan hasil yang kita capai.
Siti Asiah r.a. yang berusaha mengajak suaminya, Fir'aun, untuk kembali ke jalan Allah, toh tidak berhasil. Sampai meninggal, Fir'aun tetap tidak mau mengakui Allah, ia terus mengikuti nafsunya mengaku sebagai Tuhan. Kalau kita menilai sebuah kesuksesan itu dari hasil, kita akan mengatakan usaha Siti Asiah itu gagal. Tetapi, kita lihat sendiri Siti Asiah tidak gagal. Beliau sudah bertindak menjalani proses dengan benar.
Lalu, di mana letak kegagalannya? Tidak ada. Allah telah menentukan takdir lain untuk Fir'aun. Dan yang menarik, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa salah satu dari tiga wanita yang dikaguminya, adalah Siti Asiah, istri Fir'aun, di samping Siti Khadijah dan Siti Fatimah.
Ingin menikah, bertindaklah menikah. Ingin bisnis, bertindaklah bisnis. Ingin merantau, bertindaklah merantau. Ingin bepergian, bertindaklah pergi. Ingin apapun, bertindaklah! Oleh karena itu, lakukan yang kita anggap benar. Sebab, bagaimanapun kita akan tetap dikritik orang. Selama tidak melanggar agama, bertindaklah! Maka, hidup kita pun bisa lebih indah lagi.
Jadi, kunci sukses kita adalah bertindaklah! Bertindaklah! Dan, bertindaklah! Setuju?
*Dikutip dari Hidup Untuk Hidup, Masrukhul Amri
Langganan:
Postingan (Atom)